Background website design by InfoServe Media, LLC.

Sabtu, 17 Juli 2010

Fatamorgana Oleh:Faradilla Bianca Sherly

Sore itu,hujan baru saja berhenti menyirami bumi, dibarengi dengan dentingan jam dinding besar di sudut ruang tengah sebanyak empat kali. Monica masih duduk terpaku di depan jendela kamarnya. Matanya tertuju pada daun-daun tanaman hias ibunya yang masih basah akibat guyuran hujan beberapa menit yang lalu. Namun, pikirannya jelas bukan berada pada daun-daun itu. Ia masih merenung, seperti apa yang sering ia lakukan beberapa hari ini. Sambil memeluk boneka anjing kuning kesayangannya, ia bergumam, “Semuanya semu.”

Setengah jam kemudian, Monica bangkit dari tempat duduknya. Ia memutuskan untuk segera mandi. Ia berharap segala kerisauan yang dirasakannya dapat hilang, mengalir bersamaan dengan air yang mengguyur tubuhnya. Tetapi, kenyataannya sungguh sangat bertolak belakang. Semakin ia berusaha mengenyahkan segala perasaan galau di hatinya, semakin merasuk ke dalam perasaan itu. Seakan-akan perasaan itu tidak mau lepas dari hatinya dan semakin membelenggunya. Tiba-tiba, “Monica, sudah hampir satu jam kamu di kamar mandi. Ayo cepat keluar, nanti kamu masuk angin!”, terdengar suara ibu Monica yang membuyarkan lamunannya. “Iya, Ma. Sebentar lagi Monica selesai.”, sahutnya. Monica segera menyelesaikan mandinya.

Malam pun tiba. Usai sholat Maghrib, Monica mengurung diri di kamarnya. Ia berbaring di tempat tidur dan memeluk boneka anjingnya sambil menatap kosong langit-langit kamar. Ia memang sengaja tidak belajar, karena besok hari libur, jadi ia memutuskan untuk bersantai. Ia juga tidak berminat makan malam. Kejadian dua hari yang lalu memang benar-benar menyita pikiran dan perasaannya. Ia masih ingat betul apa yang dikatakan Sassy, salah satu temannya di kelas, saat bercerita tentang arti sahabat baginya. “Sahabat itu sangat penting dan berarti bagiku. Sahabat itu susah dicari dan susah didapat. Kadang, saat kita merasa seseorang itu sahabat kita yang paling berarti, dia tiba-tiba pergi, dan kita sadar dia ternyata bukan sahabat sejati kita.”, begitu katanya. Saat itu juga, Monica terdiam. Ia tertegun, tapi membenarkan kata-kata Sassy dalam hatinya. Ia berpikir dan bertanya dalam hati, “Kemanakah sahabat-sahabatku yang dulu?”. Kemudian pikiran Monica kembali melayang.

Setahun yang lalu, di sebuah cafe, Monica, Ellina, Rosy, Mandy, dan Finza duduk berkumpul di salah satu sudut cafe. Sambil menikmati makanan, mereka saling bercakap-cakap. “Nggak terasa, ya, kita bersahabat sudah hampir satu tahun. Sebentar lagi kita lulus SMP.”, Rosy membuka obrolan. “Iya, semoga kita berlima diterima di SMA yang sama. Aku nggak mau pisah sama kalian.”, Monica menimpali. “Tenang aja, Mon. Kita ngak mungkin pisah.”, kata Mandy menenangkan. Mandy memang sahabat yang paling dekat dengan Monica. Mereka bahkan sudah berteman sejak SD. “Iya, kita pasti bisa diterima di SMA yang sama.”, Ellina menambahkan. Ellina adalah sahabat kedua yang paling dekat dengan Monica setelah Mandy. Finza yang sedari tadi hanya diam, akhirnya tersenyum dan memandang satu persatu sahabatnya. Entah apa yang ada dipikirannya. Sahabat Monica yang satu ini memang tak suka banyak bicara. Menurut Monica, Finza mempunyai jalan pikiran yang misterius dan tak pernah bisa diduga-duga. Kemudian, mereka melanjutkan makan siang mereka sambil bertukar cerita dan tertawa-tawa. Ini yang selalu disukai Monica. Ia selalu merasa tenang dan senang saat berada di tengah sahabat-sahabatnya. Mereka semua baik, perhatian, dan peduli satu sama lain. Mereka juga saling menyayangi dan saling mengisi di kala suka dan duka, setidaknya itu yang Monica yakini.

Tetapi kini kenangan-kenangan persahabatan yang indah itu, sepertinya memang hanya akan menjadi kenangan dalam hati saja. Monica tahu segalanya berubah. Segalanya tentang persahabatannya dengan Ellina, Rosy, Mandy, dan Finza. Monica bahkan tidak yakin apakah persahabatan itu masih ada atau tidak, apakah keempat sahabatnya itu masih menganggapnya sahabat atau tidak. Monica benar-benar terpukul dengan kenyataan itu.

Mereka berlima memang diterima di SMA yang sama, namun mereka sama sekali tidak ada yang sekelas. Tidak seperti waktu SMP dulu. Mereka sekelas dari kelas VII sampai kelas IX. Awalnya, Monica tetap yakin bahwa persahabatannya akan berjalan baik-baik saja. Mereka hanya dipisahkan kelas dan itu sama sekali bukan halangan untuk bisa tetap saling bersahabat. Tetapi sepertinya pikiran dan harapan Monica itu mulai luntur.

Dimulai dari kenyataan bahwa Ellina mulai menjauh dari Monica, Rosy, Mandy, dan Finza. Ellina sepertinya telah menemukan kehidupannya sendiri bersama dengan teman-teman baru di kelasnya. Ia sepertinya menemukan sahabat baru yang lebih berharga dari sahabat-sahabatnya yang dulu.

Kenyataan kedua, Mandy ternyata diterima di kelas akselerasi yang hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk menamatkan SMA. Ini berarti Mandy akan sangat atau bahkan terlalu sibuk untuk belajar, belajar, belajar dan belajar. Dan benar saja, Mandy sekarang juga sudah jarang berkomunikasi dengan Monica dan sahabat-sahabatnya yang lain. Ia bahkan lebih akrab dengan teman sekelasnya. Mungkin ia juga sudah menemukan sahabat yang baru, sama seperti Ellina. Entahlah, Monica tidak mengerti.

Kenyataan ketiga, Finza berusaha menarik diri dari persahabatan yang sudah dibina hampir dua tahun ini. Dia sepertinya terlalu sibuk dengan ekstrakurikulernya. Monica tidak mengerti apa alasannya. Jalan pikiran Finza memang tidak pernah bisa ditebak. Yang Monica tahu hanya satu. Ia kehilangan salah satu sahabatnya lagi.

Kenyataan keempat, Rosy yang memang tidak terlalu dekat dengan Monica menjadi semakin jauh juga. Dia disibukkan dengan ekstrakurikulernya, sama seperti Finza.

Kenyataan terakhir dan terpenting yang mau tidak mau harus diakui dan dihadapi dengan lapang dada adalah kenyataan bahwa Monica kehilangan sahabat-sahabatnya. Sahabat-sahabat yang amat sangat disayanginya. Kenyataan yang membuat hatinya benar-benar perih dan sakit. Ia menyadari bahwa ia tidak punya lagi sahabat. Tidak ada lagi tempat baginya untuk curhat dan berbagi kesenangan ataupun kesedihan. Semuanya hilang dan lenyap tak berbekas.

Tiba-tiba terdengar bunyi handphone yang membuyarkan lamunan panjang Monica. Rupanya, ada sms masuk. Monica bangun dan duduk di tepi tempat tidur. Ia menyadari pipinya basah oleh linangan air mata. Setelah menyapu air mata dengan punggung tangannya, Monica membaca sms yang ternyata dari Randy, “Malam… Lagi ngapain?”.Monica tersenyum tipis. Randy memang selalu bisa membuatnya tersenyum dan Randy juga bisa membuat Monica selalu bahagia bila di dekatnya. Monica membalas sms itu. Sesaat, ia bisa melupakan kegalauan hatinya. Mengobrol bersama Randy membuatnya bisa melepas sejenak beban yang ia pikul. Tetapi, entah sinyal apa yang membuat Randy menyadari ada sesuatu yang tidak beres pada Monica. Dan benar saja. Monica sepertinya memang tidak pernah bisa menutupi apapun dari Randy. Akhirnya, Monica menceritakan semuanya. Segala kerisauan hatinya.

Esok paginya, Monica bangun dengan mata bengkak akibat menangis semalam sampai bantalnya basah seperti terkena tsunami, namun hatinya sudah terasa lebih baik. Bebannya sudah berkurang berkat saran Randy semalam. Monica segera bangkit dan bergegas mandi sesaat setelah ia mendengar tujuh kali dentingan jam dinding besar di ruang tengah. Rupanya Monica bangun kesiangan. Ia mandi sambil bersenandung pelan. Secercah harapan untuk memperbaiki semua yang hancur tumbuh dalam benaknya. Usai mandi, ia sarapan dan langsung pergi ke sebuah cafe langganannya menggunakan taksi.

Setibanya di cafe, ia memilih tempat di salah sudut. Tempat favoritnya dan sahabat-sahabatnya dulu kalau mereka makan di sini. Dari tempat itu, Monica bisa melihat pemandangan kebun bunga dari kaca yang dialiri air di sebelah kanannya. Benar-benar pemandangan yang terasa menyejukkan dan asri dipandang mata. Sahabat-sahabatnya belum ada yang datang. Tentu saja, karena sekarang jam tangan berbentuk bunga kuning di tangan kiri Monica baru menunjukkan pukul 9.30. Sedangkan mereka membuat janji untuk datang pada pukul 10.00. Monica memang sengaja datang lebih awal saking semangatnya. Ia juga tidak mau membiarkan sahabat-sahabatnya menunggu. Akhirnya, sembari menunggu sahabat-sahabatnya datang, Monica memutuskan untuk memesan minuman terlebih dahulu. Segelas cola dingin dengan es krim vanilla di atasnya, dilengkapi dengan hiasan payung di mulut gelas dan kembang api di samping gelas yang dinyalakan saat pelayan baru saja menyajikannya di meja. Benar-benar cara penyajian yang menarik. Itulah salah satu alasan Monica menyukai cafe itu. Selain itu, makanan dan minuman di sana juga lezat. Pemandangan dan penataan ruangannya juga bagus dengan interior bergaya pedesaan yang masih asri dan sejuk, namun modern. Sangat berbeda dengan cafe-cafe pada umumnya.

Monica mengucapkan terima kasih pada pelayan yang baru saja mengantarkan minumannya. Senyum manis di wajahnya masih mengembang ketika tiba-tiba Finza datang. Monica menyapanya dan mempersilahkannya duduk. Baru saja Monica akan membuka mulutnya untuk menawari Finza memesan minuman, tiba-tiba Mandy datang, disusul Ellina dan Rosy di belakangnya. Rupanya, tanpa sengaja mereka datang bersamaan. Monica segera menyambutnya dengan ceria. Setelah mereka duduk dan masing-masing memesan minuman, barulah Monica memulai pembicaraan.

Monica menanyakan seputar kabar sahabat-sahabatnya itu dan apa saja kesibukan mereka sekarang. Sahabat-sahabatnya sendiri menjawab dan saling bertukar cerita. Keadaan ini membuat Monica ingat pada kejadian setahun lalu, saat persahabatannya terasa sempurna.

Selang beberapa lama, Monica memberanikan diri untuk bertanya pada sahabat-sahabatnya tentang kegalauannya saat ini. Ia menarik nafas panjang dan berkata,”Aku benar-benar kangen saat-saat seperti ini. Saat-saat aku merasa persahabatan kita sangat sempurna. Setelah kita masuk SMA, aku merasa semuanya berubah. Tak kutemukan persahabatan yang kumiliki dulu. Bahkan, berkomunikasi saja tidak. Aku kangen kalian. Apa kalian masih menganggap persahabatan ini ada? Apa kalian masih menganggap aku sahabat kalian? Ataukah persahabatan itu sudah lenyap?”

Ellina, Rosy, Mandy, dan Finza tertegun. Mereka semua diam dan tak menyangka tujuan Monica mengajak berkumpul di sini adalah untuk menanyakan hal semacam itu. “Tentu saja kita masih sahabat.”, akhirnya Mandy angkat bicara memecah kesunyian selama beberapa detik itu. Monica tersenyum. Namun, dia melihat sorot keraguan dalam mata Mandy. Kemudian, Monica memandang satu persatu sahabatnya. Matanya seperti meminta persetujuan dari sahabatnya yang lain. “Iya, Mandy benar.”, Rosy akhirnya bersuara. Sedangkan Finza hanya tersenyum dan tiba-tiba ia berdiri. “Aku harus pergi sekarang. Ada janji lain. Sorry, ya…”, Finza berkata. “Lho, mau pergi? Tapi pembicaraan kita belum selesai. Kamu juga belum menjawab pertanyaanku.”, Monica berseru mencegah Finza pergi sambil berdiri. “Aku setuju sama apapun pendapat kalian.”, sahut Finza sambil memandang satu persatu sahabat-sahabatnya, lalu beranjak pergi.

Monica kaget Finza bersikap seperti itu. Ia sungguh tak menyangka. “Sudahlah, kita tetap sahabat, Mon. Tak perlu sedih seperti itu. Tidak perlu juga memikirkan sikap Finza barusan.”, Ellina berkata sambil mengelus punggung Monica yang duduk tepat di sebelah kirinya. Monica memaksakan senyum. Ia melihat Mandy menyeruput minumannya sambil membaca sms di handphone miliknya. Kemudian, “Aku harus pergi. Ada acara keluarga. Barusan mama sms. Katanya sudah ada di depan. Maaf.”, Mandy berkata. “Tapi…”, Monica berusaha mencegah. Namun, belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba, “Aku juga. Ada acara ekskul. Maaf, ya, semua.”, Rosy berkata. “Hah??”, Monica kaget. Apa maksud sahabat-sahabatnya ini? Mereka seperti berusaha menghindar dari pertanyaan Monica tadi. Pertanyaan tentang apakah mereka masih sahabat atau bukan.

Kini, tinggal Ellina yang tersisa. Air mata di pelupuk mata Monica seakan hampir tumpah. Namun, Monica berusaha menahannya. Ia melihat Ellina yang sepertinya sedang gelisah. “Kamu mau pergi juga?”, Monica bertanya. Ellina tidak menjawab dan hanya memandang Monica dengan sorot yang tidak enak. “Pergilah!”, Monica akhirnya berkata lirih. “Maafkan aku, Mon.”, Ellina menjawab sambil memeluk Monica, lalu ia pun pergi.

Tinggal Monica sendiri. Air matanya tak kuasa tumpah juga dari pelupuk matanya. Ia menunduk. Cukup lama ia terdiam. Kemudian, kepalanya terangkat, memandang keluar cafe. Ia agak kaget mendapati ternyata di luar hujan. Ia lalu mengambil handphone dalam tasnya dan mengetik sms untuk Randy. “Semuanya hancur”. Setelah mengirim sms itu, Monica segera keluar meninggalkan cafe.

Monica berjalan menembus hujan. Tak peduli badannya basah terguyur hujan deras. Ia terlalu frustasi dengan semua kenyataan yang dialaminya barusan. Sahabat-sahabatnya itu bukan lagi sahabat yang ia kenal. Mereka jahat. Mereka meninggalkan Monica dalam ketidakpastian dan tanpa kejelasan. Dalam pikiran Monica hanya satu hal yang jelas. Persahabatannya semu. Monica berjalan dengan pikiran yang melayang-layang. Ia tak begitu memperhatikan jalan yang ia lewati. Bahkan pandangannya pun rabun karena air mata yang menggenang di matanya. Sampai tiba-tiba bunyi rem berdecit, benturan keras, dan suaranya teriakannya sendiri mengagetkannya. Kemudian segalanya gelap.

Bau rumah sakit menusuk hidung Monica. Ia membuka mata dan mendapati dirinya terbaring di ranjang kamar rawat inap. Entah sudah berapa lama ia berada di sana. Kepalanya terasa berat dan pusing. Ia membuka mata lebih lebar dan melihat Randy sedang menggenggam tangan kirinya. Ia duduk dan tersenyum di tepi ranjang, kemudian berkata lembut, “Kamu sudah sadar?”. Monica memaksakan seulas senyum. Ia masih berusaha mengingat apa yang dialaminya sampai ia bisa berada di rumah sakit ini. Lalu, kejadian-kejadian di cafe bersama sahabat-sahabatnya itu berputar cepat di otaknya. Sampai saat ia berjalan menembus hujan deras dan suara rem mobil sedan hitam, benturan, dan teriakannya bercampur jadi satu. Ia tahu sekarang. Ia tertabrak mobil.

“Aku sudah tahu semua tentang sahabatmu. Jangan sedih lagi. Ada aku di sini.”, suara Randy membuyarkan lamunannya. Monica kaget mendengar apa yang dikatakan Randy. Seketika air matanya kembali tumpah. Ia jadi teringat apa yang dilakukan sahabat-sahabatnya. Randy bangkit dan segera memeluk orang yang sangat disayanginya itu. Randy mengelus punggung Monica yang bergetar karena menangis sesenggukan. “Sudahlah, masih ada pelangi setelah hujan, sayang.”, Randy kembali menenangkan Monica.

Masih dalam pelukan hangat Randy, Monica berkata dalam hati, “Randy benar. Masih ada pelangi setelah hujan. Fatamorgana persahabatan yang membawaku pada hujan deras yang menyakitkan akan segera berakhir dan berganti dengan pelangi yang indah. Aku percaya itu. Terima kasih, Randy.”

Jumat, 20 Februari 2009

global_warming.gifSejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 - yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terSejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 - yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).
Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga  berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.
Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.

Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.

Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 - 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb - 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.

Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca pada bagian kedua tulisan ini.

Jumat, 30 Januari 2009

VAMPIR & BIOKIMIA

Vampir kini kembali ngetren akibat film Twilight. Tahukah anda bahwa suatu penyakit genetik yang disebut porphyria boleh jadi merupakan pemicu munculnya mitos vampir? Porphyria adalah suatu kelainan berupa gangguan pada jalur pembentukan heme, suatu komponen dari hemoglobin yang berperan mengangkut oksigen dalam darah.

Anemia

Kebanyakan individu ini mengidap anemia karena mengalami gangguan sintesis heme (komponen pembentuk hemoglobin). Penyakit ini disebabkan oleh adanya ketidaksempurnaan dalam jalur pembentukan enzim dari glisin menjadi porfirin, menyebabkan over produksi porfirin yang dapat terkumpul di kulit, cairan tubuh, atau feses. Bentuk yang paling umum dari penyakit tersebut adalah acute intermittent porphyria. Kebanyakan individu yang terserang biasanya heterozigot dan biasanya tidak menimbulkan gejala spesifik karena satu single copy dari gen normal mampu menyediakan mekanisme biosintesis yang cukup untuk produksi enzim secara normal.

Istilah porphyria ini diambil dari bahasa Yunani, porphura yang berarti pigmen ungu, disebut demikian karena warna ungu yang muncul pada cairan tubuh pasien ketika terserang. Selain dapat diturunkan secara genetik, penyakit ini bisa dipicu oleh faktor lain seperti penggunaan obat-obatan tertentu, alkohol, kontrasepsi hormon, dan sebagainya. Pada kondisi lingkungan tertentu dan asupan nutrisi tertentu dapat terbentuk δ-aminolevulinate dan porphobilinogen yang menyebabkan gangguan abdominal akut dan disfungsi saraf.

Salah satu bentuk kelainan porphyria adalah dapat membuat kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari, membuatnya rapuh dan mudah rusak. Karakteristik ini dimanfaatkan dalam penelitian pengobatan kanker dimana suatu obat yang diturunkan dari porphyrin disisipkan ke sel kanker, kemudian dipaparkan ke sinar, sehingga membuat melanoma kanker terbakar habis. Bentuk porphyria lain yang jarang terjadi, akan menghasilkan akumulasi uroporphyrinogen I, suatu isomer dari prekursor protoporphyrin. Zat ini menyebabkan urine berwarna merah, membuat gigi sangat mengkilat jika terkena sinar ultraviolet, dan membuat kulit abnormal jika terkena sinar matahari.

Vampir dan Porphyria

Boleh jadi kondisi genetik seperti inilah yang mengawali adanya mitos tentang vampir. Seseorang yang terkena penyakit ini, membutuhkan banyak darah karena dia mengidap anemia dan dia menghisap darah orang lain di malam hari karena pada siang hari kulitnya mungkin bisa melepuh apabila terkena sinar matahari.
Pada Januari 1964, makalah yang membahas porphyria dan etiologi manusia serigala diterbitkan di Proceedings of the Royal Society of Medicine. Lebih lanjut, pada tahun 1985, David Dolphin memublikasikan makalahnya yang berjudul “Porphyria, Vampires and Werewolves : The Aetiology of European Metamorphosis Legends”, yang kemudian menuai beragam kontroversi.

Antara lain karena meski penderita porphyria mendapat terapi injeksi heme, bagaimanapun darah yang diminum (seperti yang dilakukan oleh vampir) akan masuk ke sistem pencernaan dan diuraikan. Polemik lain berkembang yakni pada aspek-aspek seperti sensitifitas terhadap cahaya, dan alergi bawang putih yang ditengarai merupakan bagian-bagian yang ditambahkan oleh industri film pada legenda vampir itu sendiri.

Bagaimana pendapat Anda?